Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 04:04:25【Kabar Kuliner】171 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(51)
Artikel Terkait
- PBB tingkatkan dukungan bagi pengungsi di Darfur Utara, Sudan
- SPPG diingatkan olah limbah MBG dengan baik, jangan cemari lingkungan
- Sulsel proyeksikan surplus beras 2 juta ton di 2025
- Ahli Ekologi Hewan: NTB jadi daerah penting bagi migrasi burung dunia
- Bulan Sabit Merah sebut 29 staf di Gaza tewas sejak agresi Israel
- PBB sebut bantuan ke Gaza masih terus dihalangi
- Pohon depan Mal Slipi Jaya tumbang akibat dihantam truk molen
- 5 makanan sehat ala Jepang, benarkah jadi resep umur panjang?
- Sinergi ekonomi syariah menyukseskan Makan Bergizi Gratis
- Literasi bisnis dinilai penting tingkatkan daya saing pelaku ekraf
Resep Populer
Rekomendasi

Klasemen Grup H: peluang Indonesia U

Bulan Sabit Merah sebut 29 staf di Gaza tewas sejak agresi Israel

Menteri PPPA prioritaskan perlindungan anak dalam insiden di SMAN 72

Kemenekraf perkuat 28 provinsi miliki Dinas Ekonomi Kreatif

Gempa bumi dangkal, magnitudo 4,4 terjadi di Tarakan Kaltara

SD Negeri OO3 Penajam ajarkan kemandirian lewat program MBG

PBB tingkatkan dukungan bagi pengungsi di Darfur Utara, Sudan

BGN minta Dinkes ngak asal keluarkan SLHS untuk dapur MBG